Cara Menjadi Wanita Muslimah 3 Dimensi
Cara Menjadi Wanita Muslimah 3 Dimensi - Mendengar kata 3 dimensi tentu pikiran kita semua langsung tertuju kepada sebuah karya lukisan, patung, atau sebuah film layar lebar. Istilah tersebut memang baru saja terdengar pada akhir-akhir ini bahkan mungkin ada diantara kita belum pernah mendengarnya sama sekali.
Perlu kita ketahui maksud 3 dimensi disini adalah adanya perihal yang akan ditunjukkan lebih dari satu sisi. Berikut ini adalah pengertian menjadi muslimah 3 dimensi yang menarik untuk kita semua ketahui.
Baca juga:
Pengertian Muslimah 3 Dimensi
Muslimah 3 dimensi adalah seorang muslimah yang hanya tidak memiliki satu potensi di dalam dirinya namun ia bisa mengembangkan potensi diri tersebut menjadi ke beberapa bagian dan tentunya seluruh potensi yang ada di dalam dirinya tersebut berguna untuk diri sendiri dan juga orang lain.
Sahabat baismi, berikut ini adalah dimensi-dimensi yang dimaksud untuk menjadi muslimah 3 dimensi.
1 Sholihat pribadi
Maksudnya seorang muslimah mampu berusah menjadikan dirinya memiliki nilai atas dirinya sendiri. Bentuk pelaksanaannya adalah dengan aksi-aksi perbaikan diri berupa amal sholeh yang mampu dia lakukan, seperti sholat malam, sholat zhuha, puasa sunnah, membaca Al-Qur'an, dan aktivitas lainnya yang menghasilkan banyak manfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Tentu semua hal tersebut telah diperintahkan oleh Allah SWT. kepada setiap manusia untuk selalu beribadah sebagimana dalam firman Allah SWT. yang artinya:
"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk". (Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 43).
2. Sholihat keluarga
Dalam hal ini muslimah tidak lagi mengembangkan diri hanya atas dirinya sendiri, melainkan memasuki lingkut yang lebih luas lagi seperti keluarga. Keluarga di dalamnya bisa termasuk ayah dan ibu maupun suami dan anak, atau bahkan orang-orang terdekat lainnya, karena tingkatan ini seorang muslimah harus menyadari akan diri sebagai seseorang individu yang menjadi bagian tertentu sebuah ruang lingkup kecil dalam lapisan masyarakat yaitu kelaurga, karena keluarga menjadikan tempatnya untuk berekspresi dan menyebarkan benih-benih kebaikan yang bisa membahagiakan anggota keluarganya.
Bentuk ekspresi tersebut bisa dilakukan seorang muslimah dengan cara rajin membersihkan rumah, rajin memasak bagi anggota keluarga, mencuci pakaian maupun aksi kebaikan lainnya yang bisa diterapkan dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan berhubungan baik dengan mereka, karena sesungguhnya islam telah mengajarkan setiap umatnya untuk selalu tolong menolong antar umat beragama apalagi kepada saudara terdekatnya sendiri.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu Nabi SAW. bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan dirinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seseorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya". (Hadits Riwayat Muslim).
3. Sholihat sosial
Pada fase inilah kemudian seorang muslimah dituntut untuk tidak hanya diam di rumah membenahi diri dengan keluarga, melainkan mereka harus mampu mengembangkan dan mengoptimalkan diri di ruang lingkup yang lebih luas lagi karena pada dasarnya seorang muslimah harus bisa berkomunikasi langsung dengan masyarakat.
Tentunya menjadi muslimah tiga dimensi ini harus bisa membangun sebuah komunitas dan menyebarluaskan rencana di tengah masyarakat, memecahkan masalah yang terjadi di dalamnya, dan bisa mengambil bagian secara tepat dalam merumuskan solusi dari masalah tersebut.
Seperti yang kita lihat, hal ini memang tidak jauh berbeda dengan peran manusia pada umumnya. Namun begitulah sejatinya seorang muslimah yang harus peka, bekerja keras, dan sigap menghadapi realita di zaman moderen seperti sekarang, dan dalam konsep diri semacam inilah seorang muslimah harus mampu mengubah diri dengan kemampuan yang dimilikinya dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat disalurkan langsung ke dalam bentuk aksi.
Sahabat baismi, tentu menjadi seorang muslimah 3 dimensi tidaklah sulit asalkan kita mau bersungguh-sungguh menekuni kewajiban tersebut dengan menjalaninya satu per satu hingga semuanya terpenuhi.
Baca juga:
Sesungguhnya potensi diri yang dimiliki muslimah 3 dimensi ini memiliki banyak manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun orang banyak di luar sana.
Sahabat baismi, itulah penjelasan mengenai menjadi wanita muslimah 3 dimensi, semoga kita semua menjadi muslimah yang sejati bisa menerapkan 3 dimensi yang telah disebutkan tadi agar kehidupan kita menjadi lebih bermanfaat di dunia dan di akhirat. Dan semoga tulisan ini dapat menambah wawasan serta memberi banyak manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Perlu kita ketahui maksud 3 dimensi disini adalah adanya perihal yang akan ditunjukkan lebih dari satu sisi. Berikut ini adalah pengertian menjadi muslimah 3 dimensi yang menarik untuk kita semua ketahui.
imege: muhsinlabib.com |
Pengertian Muslimah 3 Dimensi
Muslimah 3 dimensi adalah seorang muslimah yang hanya tidak memiliki satu potensi di dalam dirinya namun ia bisa mengembangkan potensi diri tersebut menjadi ke beberapa bagian dan tentunya seluruh potensi yang ada di dalam dirinya tersebut berguna untuk diri sendiri dan juga orang lain.
Sahabat baismi, berikut ini adalah dimensi-dimensi yang dimaksud untuk menjadi muslimah 3 dimensi.
1 Sholihat pribadi
Maksudnya seorang muslimah mampu berusah menjadikan dirinya memiliki nilai atas dirinya sendiri. Bentuk pelaksanaannya adalah dengan aksi-aksi perbaikan diri berupa amal sholeh yang mampu dia lakukan, seperti sholat malam, sholat zhuha, puasa sunnah, membaca Al-Qur'an, dan aktivitas lainnya yang menghasilkan banyak manfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Tentu semua hal tersebut telah diperintahkan oleh Allah SWT. kepada setiap manusia untuk selalu beribadah sebagimana dalam firman Allah SWT. yang artinya:
"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk". (Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 43).
2. Sholihat keluarga
Dalam hal ini muslimah tidak lagi mengembangkan diri hanya atas dirinya sendiri, melainkan memasuki lingkut yang lebih luas lagi seperti keluarga. Keluarga di dalamnya bisa termasuk ayah dan ibu maupun suami dan anak, atau bahkan orang-orang terdekat lainnya, karena tingkatan ini seorang muslimah harus menyadari akan diri sebagai seseorang individu yang menjadi bagian tertentu sebuah ruang lingkup kecil dalam lapisan masyarakat yaitu kelaurga, karena keluarga menjadikan tempatnya untuk berekspresi dan menyebarkan benih-benih kebaikan yang bisa membahagiakan anggota keluarganya.
Bentuk ekspresi tersebut bisa dilakukan seorang muslimah dengan cara rajin membersihkan rumah, rajin memasak bagi anggota keluarga, mencuci pakaian maupun aksi kebaikan lainnya yang bisa diterapkan dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan berhubungan baik dengan mereka, karena sesungguhnya islam telah mengajarkan setiap umatnya untuk selalu tolong menolong antar umat beragama apalagi kepada saudara terdekatnya sendiri.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu Nabi SAW. bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan dirinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seseorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya". (Hadits Riwayat Muslim).
3. Sholihat sosial
Pada fase inilah kemudian seorang muslimah dituntut untuk tidak hanya diam di rumah membenahi diri dengan keluarga, melainkan mereka harus mampu mengembangkan dan mengoptimalkan diri di ruang lingkup yang lebih luas lagi karena pada dasarnya seorang muslimah harus bisa berkomunikasi langsung dengan masyarakat.
Tentunya menjadi muslimah tiga dimensi ini harus bisa membangun sebuah komunitas dan menyebarluaskan rencana di tengah masyarakat, memecahkan masalah yang terjadi di dalamnya, dan bisa mengambil bagian secara tepat dalam merumuskan solusi dari masalah tersebut.
Seperti yang kita lihat, hal ini memang tidak jauh berbeda dengan peran manusia pada umumnya. Namun begitulah sejatinya seorang muslimah yang harus peka, bekerja keras, dan sigap menghadapi realita di zaman moderen seperti sekarang, dan dalam konsep diri semacam inilah seorang muslimah harus mampu mengubah diri dengan kemampuan yang dimilikinya dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat disalurkan langsung ke dalam bentuk aksi.
Sahabat baismi, tentu menjadi seorang muslimah 3 dimensi tidaklah sulit asalkan kita mau bersungguh-sungguh menekuni kewajiban tersebut dengan menjalaninya satu per satu hingga semuanya terpenuhi.
Baca juga:
Sesungguhnya potensi diri yang dimiliki muslimah 3 dimensi ini memiliki banyak manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun orang banyak di luar sana.
Sahabat baismi, itulah penjelasan mengenai menjadi wanita muslimah 3 dimensi, semoga kita semua menjadi muslimah yang sejati bisa menerapkan 3 dimensi yang telah disebutkan tadi agar kehidupan kita menjadi lebih bermanfaat di dunia dan di akhirat. Dan semoga tulisan ini dapat menambah wawasan serta memberi banyak manfaat bagi kita semua. Aamiin.