Perselingkuhan Dalam Pandangan Islam
Perselingkuhan Dalam Pandangan Islam - Dalam kehidupan rumah tangga setiap orang pasti mendambakan kehidupan rumah tangga yang harmonis tanpa ada masalah yang berarti. Namun kenyataannya setiap hubungan tidak selalu berjalan mulus sesuai yang diharapkan, ada saja masalah yang terjadi dalam suatu hubungan.
Maka ketika masalah itu datang, tentu sebagian akan memilih untuk lari dari keadaan tersebut dengan mencari orang lain sebagai penghibur hatinya yang biasanya berujung kepada perselingkuhan. Jenuh, sering ribut dan tak lagi cocok kerap menjadi alasan klise seseorang untuk selingkuh dan sejuta alasan lainnya untuk pembenaran perselingkuhannya.
Baca juga:
Setiap orang punya potensi dan kesempatan untuk berbuat selingkuh. Jika tertarik dengan seseorang lalu memperhatikannya, mengaguminya, mencoba membangun komunikasi dan kemudian menjadi komunikasi yang intern dan muncul kesesuaian rasa, maka dari sinilah awal perselingkuhan itu dimulai.
Sahabat baismi, berikut ada beberapa tahapan perselingkuhan yang kerap kali terjadi, diantaranya.
1. Ketertarikan
Tahapan ketertarikan dimulai dari ketertarikan secara fisik ataupun emosional dan karena tertarik kepada seseorang tersebut maka mulailah kita bercakap-cakap dan menjalin hubungan dengannya.
2. Ketergantungan
Tahapan ini kita mulai merasa tergantung dengannya dan kita merasa membutuhkannya. Saat dia tidak hadir, kita merasa tidak nyaman sehingga kita mulai menanti-nantikan dia.
3. Saling memenuhi
Tahapan selanjutnya adalah proses saling memenuhi. Kita merasa saling memenuhi emosional masing-masing. Misalnya yang satu punya masalah dengan keluarganya lalu diceritakan kepada rekan yang dapat memenuhi kebutuhan emosionalnya dan terus berlanjut.
Perselingkuhan juga tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak seksual. Sekali pun tidak ada kontak seksual, tetapi kalau sudah ada saling ketertarikan, saling ketergantungan, dan saling memenuhi diluar pernikahan, hubungan semacam itu sudah bisa dikategorikan sebagai perselingkuhan. Dan ketika berselingkuh, seorang akan merasa terjebak dalam situasi ini.
Biasanya mereka sangat sulit untuk menemukan jalan keluarnya karena terikan arus perselingkuhan semakin kuat menjerat sehingga tak jarang perselingkuhan yang ia lakukan akan berujung pada kehancuran rumah tangga.
Sahaba baismi, lalu bagaimana islam memandang perselingkuhan? berikut penjelasannya.
Perselingkuhan adalah pintu mendekati zina
Salah satu bentuk pintu mendekati berzina itu adalah melalui perselingkuhan. Allah Swt. berfirman yang artinya:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk". (Al-Qur'an Surat Al-Israa' Ayat 32).
Dari ayat tersebut Al Imam Ibnu Katsir Himallah dalam tafsir Ibnu Katsir berpendapat bahwa Allah melarang hamba-hamba-Nya dari perbuatan zina dan larangan mendekatinya. Maka itu juga berarti bahwa Allah melarang mendekati sebab-sebab dan pendorong-pendorong perbuatan zina.
Maka konsep perzinahan tidak hanya sebatas melakukan hubungan suami istri diluar nikah saja tetapi termasuk dengan melihat sesuatu dan membicarakan sesuatu yang menjerumus kepada perzinahan, seperti zina mata, zina lisan, dan zina anggota badan.
Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Saw. bersabda Bahwa Allah telah menetapkan atas setiap bani adam bagian dari zina yang bisa dan pasti ia dapatkan yaitu zina mata yakni melihat, zina lisan yakni berbicara, zina hati yakni hati yang berangan-angan, serta bernafsu dan merasuk ke dalam perasaan untuk menikmatinya.
Pelaku zina dihukum dengan dilempari batu
Cara penebusan dosa zina dan perselingkuhan sangatlah berat, mereka harus dilempari batu sampai mati. Rasulullah Saw. bersabda yang artinya:
"Ambillah dariku, ambillah dariku! Allah telah menjadikan bagi mereka jalan keluar, (jika berzina) perjaka dengan gadis, (maka hadnya) dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun. (Apabila berzina) dua orang yang sudah menikah, (maka hadnya) dicambuk seratus kali dan dirajam". (Hadits Riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari 'Ubadah bin Ash Shamit).
Dan bagi seseorang yang telah merusak rumah tangga orang lain, maka ia bukanlah termasuk golongan Rasulullah Saw. seperti sabda Rasulullah Saw. yang artinya:
"Siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami, dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami". (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzar, Ibn Hibban, Al-Nasa'i dalam al-Kubra dan Al-Baihaqi).
Dampak buruk dari perselingkuhan
Sahabat baismi, perselingkuhan memang kerap menimbulkan dampak buruk bagi pelaku dan orang-orang disekitarnya. Dan berikut adalah beberapa dampak buruk dari berbagai sisi yang terjadi jika seseorang melakukan perselingkuhan, diantaranya.
1. Sisi sosial
Secara sosial telah terbukti bahwa perselingkuhan bisa berbuntut kepada kehancuran rumah tangga dan otomatis rumah tangga yang hancur juga berdampak buruk untuk kehidupan anak-anak yang tidak bersalah.
2. Sisi kesehatan
Menurut ilmuwan Italia dari University of Turin, pria atau pun wanita yang tidak setia memiliki resiko lebih tinggi menderita sakit kepala atau Aneurisma. Hal ini merupakan akibat bahwa orang yang berselingkuh cenderung lebih sering mengalami tekanan dan stres.
Para peneliti dari University of Colorado juga mengambil kesimpulan yang mendukung bahwa selingkuh berbahaya bagi kesehatan tubuh seseorang. Perselingkuhan tidak hanya memberikan pengaruh buruk pada orang yang berselingkuh saja, namun orang yang diselingkuhi juga merasakan dampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Setelah mereka mengetahui bahwa pasangan mereka berselingkuh, mereka akan lebih sering depresi. Rasa dikhianati membuat mereka menjadi selalu ketakutan dan dampak itu dikatakan sama dengan rasa depresi orang yang selamat dari kecelakaan mobil mengerikan.
Azab di akhirat
Seorang pelaku zina apalagi berzina dengan selingkuhannya, maka azabnya di akhirat sangatlah mengerikan. Rasulullah Saw. bersabda bahwa ketika Ia berjalan, lalu sampai pada sebuah bangunan seperti tumpu pembakaran, tiba-tiba Beliau mendengar suara gaduh dan teriakan. Lalu Rasulullah menengoknya dan melihat kedalamnya, betapa terkejutnya karena Ia melihat laki-laki dan perempuan telanjang dan keduanya ditadangi nyala api dari bawah mereka, hingga mereka pun berteriak-teriak.
Maka Rasulullah Saw. pun bertanya kepada Jibril dan Mikail "Siapa mereka?", dijawabnya "Bahwa laki-laki dan perempuan yang ada ditempat seperti itu untuk pembakaran itu adalah pelaku zina".
Baca juga:
Sahabat baismi, dari penjelasan tadi maka jelas sudah islam sangat melarang perselingkuhan apa lagi berujung kepada perbuatan zina dan perselingkuhan bukanlah jalan keluar jika terjadi masalah dalam hubungan rumah tangga.
Komunikasi yang terbuka dan intern antara pasangan, Isnya Allah bisa mengurangi benang kusut dari masalah rumah tangga. Namun jika solusi terakhir harus ditempuh adalah perceraian, hal itu akan tetap lebih baik dari pada perselingkuhan yang banyak menimbulkan dampak buruk dan menyebabkan dosa.
Sahabat baismi, itulah penjelasan mengenai perselingkuhan dalam pandangan islam yang perlu kita ketahui. Semoga tulisan ini bisa memberi kita ilmu yang berguna dan memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Maka ketika masalah itu datang, tentu sebagian akan memilih untuk lari dari keadaan tersebut dengan mencari orang lain sebagai penghibur hatinya yang biasanya berujung kepada perselingkuhan. Jenuh, sering ribut dan tak lagi cocok kerap menjadi alasan klise seseorang untuk selingkuh dan sejuta alasan lainnya untuk pembenaran perselingkuhannya.
Image: webmuslimah.com |
Setiap orang punya potensi dan kesempatan untuk berbuat selingkuh. Jika tertarik dengan seseorang lalu memperhatikannya, mengaguminya, mencoba membangun komunikasi dan kemudian menjadi komunikasi yang intern dan muncul kesesuaian rasa, maka dari sinilah awal perselingkuhan itu dimulai.
Sahabat baismi, berikut ada beberapa tahapan perselingkuhan yang kerap kali terjadi, diantaranya.
1. Ketertarikan
Tahapan ketertarikan dimulai dari ketertarikan secara fisik ataupun emosional dan karena tertarik kepada seseorang tersebut maka mulailah kita bercakap-cakap dan menjalin hubungan dengannya.
2. Ketergantungan
Tahapan ini kita mulai merasa tergantung dengannya dan kita merasa membutuhkannya. Saat dia tidak hadir, kita merasa tidak nyaman sehingga kita mulai menanti-nantikan dia.
3. Saling memenuhi
Tahapan selanjutnya adalah proses saling memenuhi. Kita merasa saling memenuhi emosional masing-masing. Misalnya yang satu punya masalah dengan keluarganya lalu diceritakan kepada rekan yang dapat memenuhi kebutuhan emosionalnya dan terus berlanjut.
Perselingkuhan juga tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak seksual. Sekali pun tidak ada kontak seksual, tetapi kalau sudah ada saling ketertarikan, saling ketergantungan, dan saling memenuhi diluar pernikahan, hubungan semacam itu sudah bisa dikategorikan sebagai perselingkuhan. Dan ketika berselingkuh, seorang akan merasa terjebak dalam situasi ini.
Biasanya mereka sangat sulit untuk menemukan jalan keluarnya karena terikan arus perselingkuhan semakin kuat menjerat sehingga tak jarang perselingkuhan yang ia lakukan akan berujung pada kehancuran rumah tangga.
Sahaba baismi, lalu bagaimana islam memandang perselingkuhan? berikut penjelasannya.
Perselingkuhan adalah pintu mendekati zina
Salah satu bentuk pintu mendekati berzina itu adalah melalui perselingkuhan. Allah Swt. berfirman yang artinya:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk". (Al-Qur'an Surat Al-Israa' Ayat 32).
Dari ayat tersebut Al Imam Ibnu Katsir Himallah dalam tafsir Ibnu Katsir berpendapat bahwa Allah melarang hamba-hamba-Nya dari perbuatan zina dan larangan mendekatinya. Maka itu juga berarti bahwa Allah melarang mendekati sebab-sebab dan pendorong-pendorong perbuatan zina.
Maka konsep perzinahan tidak hanya sebatas melakukan hubungan suami istri diluar nikah saja tetapi termasuk dengan melihat sesuatu dan membicarakan sesuatu yang menjerumus kepada perzinahan, seperti zina mata, zina lisan, dan zina anggota badan.
Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Saw. bersabda Bahwa Allah telah menetapkan atas setiap bani adam bagian dari zina yang bisa dan pasti ia dapatkan yaitu zina mata yakni melihat, zina lisan yakni berbicara, zina hati yakni hati yang berangan-angan, serta bernafsu dan merasuk ke dalam perasaan untuk menikmatinya.
Pelaku zina dihukum dengan dilempari batu
Cara penebusan dosa zina dan perselingkuhan sangatlah berat, mereka harus dilempari batu sampai mati. Rasulullah Saw. bersabda yang artinya:
"Ambillah dariku, ambillah dariku! Allah telah menjadikan bagi mereka jalan keluar, (jika berzina) perjaka dengan gadis, (maka hadnya) dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun. (Apabila berzina) dua orang yang sudah menikah, (maka hadnya) dicambuk seratus kali dan dirajam". (Hadits Riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari 'Ubadah bin Ash Shamit).
Dan bagi seseorang yang telah merusak rumah tangga orang lain, maka ia bukanlah termasuk golongan Rasulullah Saw. seperti sabda Rasulullah Saw. yang artinya:
"Siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami, dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami". (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzar, Ibn Hibban, Al-Nasa'i dalam al-Kubra dan Al-Baihaqi).
Dampak buruk dari perselingkuhan
Sahabat baismi, perselingkuhan memang kerap menimbulkan dampak buruk bagi pelaku dan orang-orang disekitarnya. Dan berikut adalah beberapa dampak buruk dari berbagai sisi yang terjadi jika seseorang melakukan perselingkuhan, diantaranya.
1. Sisi sosial
Secara sosial telah terbukti bahwa perselingkuhan bisa berbuntut kepada kehancuran rumah tangga dan otomatis rumah tangga yang hancur juga berdampak buruk untuk kehidupan anak-anak yang tidak bersalah.
2. Sisi kesehatan
Menurut ilmuwan Italia dari University of Turin, pria atau pun wanita yang tidak setia memiliki resiko lebih tinggi menderita sakit kepala atau Aneurisma. Hal ini merupakan akibat bahwa orang yang berselingkuh cenderung lebih sering mengalami tekanan dan stres.
Para peneliti dari University of Colorado juga mengambil kesimpulan yang mendukung bahwa selingkuh berbahaya bagi kesehatan tubuh seseorang. Perselingkuhan tidak hanya memberikan pengaruh buruk pada orang yang berselingkuh saja, namun orang yang diselingkuhi juga merasakan dampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Setelah mereka mengetahui bahwa pasangan mereka berselingkuh, mereka akan lebih sering depresi. Rasa dikhianati membuat mereka menjadi selalu ketakutan dan dampak itu dikatakan sama dengan rasa depresi orang yang selamat dari kecelakaan mobil mengerikan.
Azab di akhirat
Seorang pelaku zina apalagi berzina dengan selingkuhannya, maka azabnya di akhirat sangatlah mengerikan. Rasulullah Saw. bersabda bahwa ketika Ia berjalan, lalu sampai pada sebuah bangunan seperti tumpu pembakaran, tiba-tiba Beliau mendengar suara gaduh dan teriakan. Lalu Rasulullah menengoknya dan melihat kedalamnya, betapa terkejutnya karena Ia melihat laki-laki dan perempuan telanjang dan keduanya ditadangi nyala api dari bawah mereka, hingga mereka pun berteriak-teriak.
Maka Rasulullah Saw. pun bertanya kepada Jibril dan Mikail "Siapa mereka?", dijawabnya "Bahwa laki-laki dan perempuan yang ada ditempat seperti itu untuk pembakaran itu adalah pelaku zina".
Baca juga:
Sahabat baismi, dari penjelasan tadi maka jelas sudah islam sangat melarang perselingkuhan apa lagi berujung kepada perbuatan zina dan perselingkuhan bukanlah jalan keluar jika terjadi masalah dalam hubungan rumah tangga.
Komunikasi yang terbuka dan intern antara pasangan, Isnya Allah bisa mengurangi benang kusut dari masalah rumah tangga. Namun jika solusi terakhir harus ditempuh adalah perceraian, hal itu akan tetap lebih baik dari pada perselingkuhan yang banyak menimbulkan dampak buruk dan menyebabkan dosa.
Sahabat baismi, itulah penjelasan mengenai perselingkuhan dalam pandangan islam yang perlu kita ketahui. Semoga tulisan ini bisa memberi kita ilmu yang berguna dan memberi manfaat bagi kita semua. Amin.