Fenomena Kedutan Sebagai Pertanda Sesuatu Akan Terjadi
Fenomena Kedutan Sebagai Pertanda Sesuatu Akan Terjadi - Hampir semua kita pernah mengalami getaran cepat pada bagian tubuh tertentu yang disebut dengan kedutan. Getaran itu datangnya tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan gerakannya karena gerakan yang cepat dan tak terduga inilah kemudian muncul banyak tafsiran yang anggap sebagai pertanda akan terjadi sesuatu.
Bahkan dalam tradisi sebagian masyarakat tanah air, setiap kedutan pada bagian-bagian anggota tubuh memiliki arti dan pertanda yang berbeda.
Misalnya jika seluruh bagian tubuh berkedut itu tandanya akan menghadapi banyak urusan, jika hanya kepala sebelah kiri saja berarti akan mendapat rezeki, jika kepala sebelah kanan yang berkedut artinya akan mendapatkan pujian orang banyak dan jika alis yang berkedut pertanda akan bertemu dengan orang yang dicintai.
Baca juga:
Lain halnya jika yang berkedut adalah kulit mata sebelah kanan, konon ia akan menangis karena akan mendapatkan kejadian yang menyakitkan. Ada juga yang bilang kalau daun telinga yang berkedut itu tandanya orang membicarakan keburukannya.
Fenomena Kedutan Sebagai Pertanda Sesuatu Akan Terjadi
Sahabat baismi, semua kedutan dari ubun-ubun hingga ujung kaki dianggap sebagai pertanda. Kedutan pada ubun-ubun adalah harapan akan diangkat sebagai pemimpin sedangkan kedutan di tumit pertanda akan hidup prihatin dan pekerja keras.
Ironinya, pertanda dari kedutan ini begitu mengakar dikalangan sebagian masyarakat. Bukan hanya orang-orang awam bahkan dikalangan terpelajar. Maka tak heran jika kita sering menemukan orang yang mengalami kedutan dibagian tubuh tertentu yang dianggap sebagai pertanda buruk hingga membuat dirinya gelisah.
Demikian pula sebaliknya, jika kedutan dianggap sebagai pertanda baik, ia berharap-harap cemas menunggu kebaikan yang akan diraih. Maka sering kali kita mendengar dari reka atau saudara mengungkapkan: 'Alhamdulillah dapat rezeki, pantesan dari tadi kedutan terus'.
Atau misalnya ada orang yang kelopak mata bawahnya berkedip yang dianggap masyarakat sebagai pertanda akan datangnya kesedihan, kematian, musibah, atau hal-hal yang mendatangkan kesedihan sehinga ia gelisah hingga membatalkan aktivitasnya atau mengubah rencananya.
Kedutan Dianggap Hal Biasa
Sahabat baismi, mungkin saja fenomena semacam ini juga dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Padahal fakta semacam ini luar biasa dalam pandangan agama karena menjadi persoalan serius yang memnyangkut dalam pokok-pokok agama.
Dulu sebelum kedatangan islam, masyarakat Arab sangat mempercayai pertanda-pertanda. Semua itu menjadi patokan aktivitas mereka. Saat mereka berpergian mereka mencari pertanda dulu dengan melepas burung. Jika burung berbelok kearah kanan maka pertanda baik dan rencana berpergian tetap dilanjutkan. Jika burung belok ke kiri maka pertanda buruk hingga mereka membatalkan rencana berpergiannya.
Sehingga setelah datangnya islam, Nabi menegaskan kebiasaan semacam ini tidak benar karena semua hal telah diatur oleh Allah Swt. Tidak ada kekuatan lain yang mengaturnya selain Allah Swt.
Dengan demikian, fenomena kedutan tidak ada hubungannya dengan apa yang akan terjadi, karena sesuatu yang belum terjadi adalah masalah ghoib yang hanya Allah Swt. saja yang tahu.
Lain halnya dengan adanya sinyal yang dirasakan orang tentang sesuatu yang akan menimpa dirinya. Sinyal yang ditangkap ini bukan pertanda akan tetapi karena ketajaman hati.
Misalnya ketika Khalifah Usman bin Affan diakhir hayatnya disaat pemberontak, saat itu Khalifah Usman bin Affan merasakan sinyal akan pertandanya ajal sehingga menolak untuk dikawal dan dijaga oleh para sahabatnya. Ia memilih berdiam diri dengan mebaca Al-Qur'an dalam dirinya dan melihat saja sekali pun rumahnya dijaga ketat oleh pemuda-pemuda tangguh termasuk Hasan dan Husen Radhiyallahu 'Anhu putra Ali bin Abi Thalib saat peberontak berhasil mendobrak pintu rumahnya dan membunuh Khalifah Usman bin Affan yang tengah membaca Al-Qur'an.
Sinyal-sinyal yang dirasakan sahabat mulia Khalifah Usman bin Affan inilah yang disebut dengan firasat. Firasat ini tentu berbeda dengan pertanda seperti kedutan karena firasat terkait dengan ketajaman hati.
Firasat ini dibenarkan dalam agama bahkan ditegaskan oleh Nabi sebagai sinyal yang dimiliki oleh orang-orang mukmin. Rasulullah Saw. bersabda:
"Waspadalah dengan firasat orang mukmin, karena dia melihat dengan cahaya Allah". (Hadits Riwayat Tirmidzi).
Baca juga:
Sahabat baismi, itulah fenomena kedutan sebagai pertanda sesuatu akan terjadi yang pada zaman dahulu banyak orang menyebutkan bahwa itu adalah suatu pertanda yang akan terjadi padahal sangat jelas bahwa sesuatu yang akan terjadi manusia tidak akan pernah tahu dan hanya Allah Swt. saja lah yang tahu.
Semoga dengan tulisan ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua dan dapat tambahan ilmu dalam untuk diri kita sendiri. Amin.
Bahkan dalam tradisi sebagian masyarakat tanah air, setiap kedutan pada bagian-bagian anggota tubuh memiliki arti dan pertanda yang berbeda.
Image: faktakah.com |
Baca juga:
Lain halnya jika yang berkedut adalah kulit mata sebelah kanan, konon ia akan menangis karena akan mendapatkan kejadian yang menyakitkan. Ada juga yang bilang kalau daun telinga yang berkedut itu tandanya orang membicarakan keburukannya.
Fenomena Kedutan Sebagai Pertanda Sesuatu Akan Terjadi
Sahabat baismi, semua kedutan dari ubun-ubun hingga ujung kaki dianggap sebagai pertanda. Kedutan pada ubun-ubun adalah harapan akan diangkat sebagai pemimpin sedangkan kedutan di tumit pertanda akan hidup prihatin dan pekerja keras.
Ironinya, pertanda dari kedutan ini begitu mengakar dikalangan sebagian masyarakat. Bukan hanya orang-orang awam bahkan dikalangan terpelajar. Maka tak heran jika kita sering menemukan orang yang mengalami kedutan dibagian tubuh tertentu yang dianggap sebagai pertanda buruk hingga membuat dirinya gelisah.
Demikian pula sebaliknya, jika kedutan dianggap sebagai pertanda baik, ia berharap-harap cemas menunggu kebaikan yang akan diraih. Maka sering kali kita mendengar dari reka atau saudara mengungkapkan: 'Alhamdulillah dapat rezeki, pantesan dari tadi kedutan terus'.
Atau misalnya ada orang yang kelopak mata bawahnya berkedip yang dianggap masyarakat sebagai pertanda akan datangnya kesedihan, kematian, musibah, atau hal-hal yang mendatangkan kesedihan sehinga ia gelisah hingga membatalkan aktivitasnya atau mengubah rencananya.
Kedutan Dianggap Hal Biasa
Sahabat baismi, mungkin saja fenomena semacam ini juga dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Padahal fakta semacam ini luar biasa dalam pandangan agama karena menjadi persoalan serius yang memnyangkut dalam pokok-pokok agama.
Dulu sebelum kedatangan islam, masyarakat Arab sangat mempercayai pertanda-pertanda. Semua itu menjadi patokan aktivitas mereka. Saat mereka berpergian mereka mencari pertanda dulu dengan melepas burung. Jika burung berbelok kearah kanan maka pertanda baik dan rencana berpergian tetap dilanjutkan. Jika burung belok ke kiri maka pertanda buruk hingga mereka membatalkan rencana berpergiannya.
Sehingga setelah datangnya islam, Nabi menegaskan kebiasaan semacam ini tidak benar karena semua hal telah diatur oleh Allah Swt. Tidak ada kekuatan lain yang mengaturnya selain Allah Swt.
Dengan demikian, fenomena kedutan tidak ada hubungannya dengan apa yang akan terjadi, karena sesuatu yang belum terjadi adalah masalah ghoib yang hanya Allah Swt. saja yang tahu.
Lain halnya dengan adanya sinyal yang dirasakan orang tentang sesuatu yang akan menimpa dirinya. Sinyal yang ditangkap ini bukan pertanda akan tetapi karena ketajaman hati.
Misalnya ketika Khalifah Usman bin Affan diakhir hayatnya disaat pemberontak, saat itu Khalifah Usman bin Affan merasakan sinyal akan pertandanya ajal sehingga menolak untuk dikawal dan dijaga oleh para sahabatnya. Ia memilih berdiam diri dengan mebaca Al-Qur'an dalam dirinya dan melihat saja sekali pun rumahnya dijaga ketat oleh pemuda-pemuda tangguh termasuk Hasan dan Husen Radhiyallahu 'Anhu putra Ali bin Abi Thalib saat peberontak berhasil mendobrak pintu rumahnya dan membunuh Khalifah Usman bin Affan yang tengah membaca Al-Qur'an.
Sinyal-sinyal yang dirasakan sahabat mulia Khalifah Usman bin Affan inilah yang disebut dengan firasat. Firasat ini tentu berbeda dengan pertanda seperti kedutan karena firasat terkait dengan ketajaman hati.
Firasat ini dibenarkan dalam agama bahkan ditegaskan oleh Nabi sebagai sinyal yang dimiliki oleh orang-orang mukmin. Rasulullah Saw. bersabda:
"Waspadalah dengan firasat orang mukmin, karena dia melihat dengan cahaya Allah". (Hadits Riwayat Tirmidzi).
Baca juga:
Sahabat baismi, itulah fenomena kedutan sebagai pertanda sesuatu akan terjadi yang pada zaman dahulu banyak orang menyebutkan bahwa itu adalah suatu pertanda yang akan terjadi padahal sangat jelas bahwa sesuatu yang akan terjadi manusia tidak akan pernah tahu dan hanya Allah Swt. saja lah yang tahu.
Semoga dengan tulisan ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua dan dapat tambahan ilmu dalam untuk diri kita sendiri. Amin.